Mortar diaplikasikan sebagai pasta kental yang mengeras saat diawetkan. Ini menciptakan segel yang rapat antara batu bata dan batako untuk mencegah udara dan kelembaban masuk ke dalam konstruksi. Semen adukan ini dapat mengimbangi variasi dalam ukuran batu bata atau batako untuk menghasilkan konstruksi yang bagus secara estetika dan struktur yang baik. Umumnya, mortar secara struktural lebih lemah daripada batako atau batu bata yang diikatnya, menciptakan lapisan yang lebih mudah diperbaiki.
Mortar terdiri dari campuran agregat halus (biasanya pasir), bahan pengikat, dan air. Bahan pengikat yang baik umumnya kapur atau semen. Jika kapur digunakan, mortar digambarkan sebagai “mortar kapur”. Sedangkan jika digunakan semen disebut “mortar semen”. Meskipun sejumlah kecil kapur juga dapat digunakan dalam mortar semen.
Bagaimana Mortar Semen Sebenarnya?
Mortar semen ditemukan oleh produsen semen dari Inggris, Joseph Aspdin pada tahun 1794 untuk membuat semen adukan yang lebih kuat dari mortar kapur. Air dan semen mengeras melalui reaksi kimia yang dikenal sebagai “hidrasi”. Proses pengerasan digambarkan sebagai “zat pengikat“, yang membutuhkan banyak hal pendukung khususnya kondisi dari suhu dan kelembaban.
Ada beberapa jenis semen. Semen portland dari Semen Tiga Roda misalnya, adalah bahan pokok yang digunakan di sebagian besar mortar. Hal ini diproduksi oleh pemanasan bersama-sama kapur (atau kapur) dan tanah liat (atau shale) di rotary kiln besar. Zat kimia dari semen portland sebagian besar terdiri dari kalsium silikat yang bereaksi dengan air untuk membentuk pasta semen yang kuat dan tahan lama.
Perbandingan semen dan pasir biasanya dalam perbandingan 1:2 sampai 1:6 tergantung pada bagian bangunan apa mortar tersebut digunakan. Dengan patokan utama bahwa proporsi pasir yang lebih tinggi menghasilkan mortar yang lebih lemah. Jika termasuk kapur, rasionya adalah semen : kapur : pasir. Umumnya pasir dan semen dicampur terlebih dahulu hingga tercampur secara penuh sebagai semen adukan. Kemudian air akan ditambahkan secara perlahan sambil diaduk hingga konsistensi yang diinginkan tercapai.