Motorik Anak

Faktor – Faktor Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan Motorik Anak berbeda tingkatannya untuk setiap individu. Misalnya saja anak yang berusia 4 tahun dengan mudah bisa mulai menulis sementara yang lain mungkin akan bisa melakukannya setelah berusia 5 atau 6 tahun.

Beberapa anak mungkin akan bisa melopmat serta menangkap bola dengan mudah sementara yang lain mungkin hanya dapat menangkap bola yang besar atau hanya bisa berguling-guling.

Motorik Anak
Motorik Anak

Dalam kaitannya dengan hal ini orang tua dan orang dewasa yang ada di sekitar anak harus mengamati dan memperhatikan tingkat perkembangan anak. Selanjutnya mereka juga harus merencanakan berbagai kegiatan yang dapat menstimula perkembangannya. Nestle Dancow memiliki berbagai macam tips untuk perkembangan dan pertumbuhan si kecil.

Salah satu kegiatan yang mampu mendukung perkembangan Motorik Anak adalah olah raga. Olah raga memberi manfaat untuk perkembangan motorik anak. Disamping baik untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga sangat baik untuk perkembangan otak dan juga psikologis anak.

Meminta anak untuk ikut kelompok olahraga bukan hanya bisa meningkatkan kesehatan fisik mereka. Namun psikologis dan juga psikososial mereka juga akan meningkat. Anak menjadi senang mendapatkan stimulasi kreativitas yang baik dan menyenangkan untuk perkembangannya.

Sedangkan kemampuan motorik halus si kecil bisa dikembangkan dengan cara mengajak si kecil untuk menggali pasir dan tanah, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, menuangkan air, dan juga bermain permainan di luar ruangan seperti bermain kelereng. Modal dasar anak untuk bisa menulis dipengaruhi oleh perkembangan dari motorik halus ini.

Disamping berbagai kegiatan stimulai, hal lain yang juga mempengaruhi perkembangan Motorik Anak adalah gizi. Ada beberapa penelitian yang menerangkan mengenai pengaruh gizi pada kecerdasan dan juga perkembangan motorik kasar.

Dalam keadaan kurang energi dan juga potein, akan ada banyak masalah yang mungkin akan timbul. Anak bisa berubah menjadi tidak aktif, apatis, pasif, serta sulit untuk berkonsentrasi.

Hal ini mengakibatkan anak yang gizinya buruk hanya mampu sebentar saja melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya dibandingkan anak yang gizinya baik. Anak dengan gizi baik dan cukup mampu melakukannya dalam kurun waktu yang lebih lama. Oleh sebab itu, asupan gizi yang baik juga berperan penting dalam perkembangan motorik anak.